Aliran Sastra
Pertemuan Ke 11
Materi Ke 10
Nama : Dwi Putri rahmadhani
Nim : 22016097
Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd
ALIRAN SASTRA
A. PENDAHULUAN
Sastra memiliki berbagai macam mulai dari sastra sebagai seni, sastra sebagai ungkapan pendapat atau perasaan dari sang sastrawan, hingga sastra sebagai tempat bagi sastrawan untuk menuangkan ide-ide terhadap suatu hal. Banyaknya definisi sastra menjadi cikal-bakal adanya berbagai macam aliran sastra. Aliran dalam sastra biasanya merupakan cara menggambarkan prinsip dan pandangan hidup atau apa pun yang ingin disampaikan oleh sastrawan dalam karyanya.
B. PEMBAHASAN
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik, dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat hubungannya dengan sikap/jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam karangannya. Pada prinsipnya, aliran sastra dibedakan menjadi dua bagian besar, yakni (1) idealisme, dan (2) materialisme.
1. Adealisme
Idealisme adalah aliran romantik yang bertolak dari cita-cita yang dianut oleh penulisnya. Menurut aliran ini, segala sesuatu yang terlihat di alam ini hanyalah merupakan bayangan dari bayangan abadi yang tidak terduga oleh pikiran manusia. Aliran idealisme ini dapat dibagi menjadi (a) romantisisme, (b) simbolik, (c) mistisisme, dan (d) surealisme.
a. Romantisisme, adalah aliran karya sastra yang sangat mengutamakan perasaan, sehingga objek yang dikemukakan tidak lagi asli, tetapi telah bertambah dengan unsur perasaan si pengarang. Aliran ini dicirikan oleh minat pada alam dan cara hidup yang sederhana, minat pada pemandangan alam, perhatian pada kepercayaan asli, penekanan pada kespontanan dalam pikiran, tindakan, serta pengungkapan pikiran. Pengikut aliran ini menganggap imajinasi lebih penting daripada aturan formal dan fakta. Aliran ini kadang-kadang berpadu dengan aliran idealisme dan realisme sehingga timbul aliran romantik idealisme dan romantik realisme. Romantik idealisme adalah aliran kesusastraan yang mengutamakan perasaan yang melambung tinggi ke dalam fantasi dan cita-cita. Hasil sastra Angkatan . Pujangga Baru umumnya termasuk aliran ini. Sementara romantik realisme mengutamakan perasaan yang bertolak dari kenyataan (contoh: puisi-puisi Chairil Anwar dan Asrul Sani).
b. Simbolik, adalah aliran yang muncul sebagai reaksi atas realisme dan naturalisme. Pengarang berupaya menampilkan pengalaman batin secara simbolik. Dunia yang secara indrawi dapat kita cerap menunjukkan suatu dunia rohani yang tersembunyi di belakang dunia indrawi. Aliran ini selalu menggunakan simbol atau perlambang hewan atau tumbuhan sebagai pelaku dalam cerita. Contoh karya sastra yang beraliran ini misalnya Tinjaulah Dunia Sana, Dengarlah Keluhan Pohon Mangga karya Maria Amin dan Kisah Negara Kambing karya Alex Leo.
c. Mistisisme, adalah aliran kesusastraan yang bersifat melukiskan hubungan manusia dengan Tuhan. Mistisisme selalu memaparkan keharuan dan kekaguman si penulis terhadap keagungan Maha Pencipta. Contoh karya sastra yang beraliran ini adalah sebagaian besar karya Amir Hamzah, Bahrum Rangkuti, dan J.E. Tatengkeng.
d. Surealisme, adalah aliran karya sastra yang melukiskan berbagai objek dan tanggapan secara serentak. Karya sastra bercorak surealis umumnya susah dipahami karena gaya pengucapannya yang melompat-lompat dan kadang terasa agak kacau. Contoh karya sastra aliran ini misalnya Radio Masyarakat karya Rosihan Anwar, Merahnya Merah karya Iwan Simatupang, dan Tumbang karya Trisno Sumardjo.
2. Materialisme
Materialisme berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang bersifat kenyataan dapat diselidiki dengan akal manusia. Dalam kesusastraan, aliran ini dapat dibedakan atas realisme dan naturalisme.
Realisme adalah aliran karya sastra yang berusaha menggambarkan/ memaparkan/ menceritakan sesuatu sebagaimana kenyataannya. Aliran ini umumnya lebih objektif memandang segala sesuatu (tanpa mengikutsertakan perasaan). Sebagaimana kita tahu, Plato dalam teori mimetiknya pernah menyatakan bahwa sastra adalah tiruan kenyataan/ realitas. Berangkat dari inilah kemudian berkembang aliran-aliran, seperti: naturalisme dan determinisme.
Realisme sosialis adalah aliran karya sastra secara realis yang digunakan pengarang untuk mencapai cita-cita perjuangan sosialis.
Naturalisme adalah aliran karya sastra yang ingin menggambarkan realitas secara jujur bahkan cenderung berlebihan dan terkesan jorok. Aliran ini berkembang dari realisme. Ada tiga paham yang berkembang dari aliran realisme (1) saintisme (hanya sains yang dapat menghasilkan pengetahuan yang benar), (2) positivisme ( menolak metafisika, hanya pancaindra kita berpijak pada kenyataan), dan (3) determinisme (segala sesuatu sudah ditentukan oleh sebab musabab tertentu.
Impresionisme adalah aliran kesusastraan yang memusatkan perhatian pada apa yang terjadi dalam batin tokoh utama. Impresionisme lebih mengutamakan pemberian kesan/pengaruh kepada perasaan daripada kenyataan atau keadaan yang sebenarnya. Beberapa pengarang Pujangga Baru memperlihatkan impresionisme dalam beberapa karyanya.
C. PENUTUP
Aliran karya sastra menggambarkan prinsip, pandangan hidup ataupun hal lain yang dianut oleh sastrawan dalam membuat karya sastra. Aliran dalam karya sastra biasanya terlihat pada periode tertentu. Setiap periode sastra biasanya ditandai oleh aliran yang dianut para pengarang pada masa itu. Bahkan unsur aliran yang menjadi mode pada periode tertentu merupakan ciri khas karya sastra yang berada pada masa tersebut. Pada dasarnya, karya sastra dibagi menjadi dua bagian besar yaitu idealisme dan materialisme. Aliran idealisme menggambarkan dunia yang tidak seperti kenyataan melainkan dunia yang ada dalam angan-angan. Di dalamnya digambarkan keindahan hidup yang ideal, yang menyenangkan, penuh kedamaian, kebahagiaan, ketenteraman, adil makmur dan segala sesuatu yang menggambarkan dunia harapan yang sesuai dengan tuntutan batin yang menyenangkan yang tidak lagi adanya keganasan, kecemasan, kemiskinan, penindasan, ketidakadilan, keterbelakangan, yang menyusahkan dan menyengsarakan batin. Aliran idealisme ini dapat dibagi menjadi empat, yaitu romantisme, simbolisme, mistisisme dan surealisme.
DAFTAR PUSTAKA
Sardjono Pradotokusumo, Partini. 2005. Pengkajian Sastra. Jakarta: Gramedia.
Ulfah, Suroto. 2000. Teori dan Bimbingan Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.
Layun Rampan, Korrie. 1999. Aliran-Jenis Cerita Pendek. Jakarta: Balai Pustaka.
Komentar
Posting Komentar