Drama

Pertemuan Ke 9

Materi Ke 8

Nama : Dwi Putri rahmadhani

Nim : 22016097

Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd


Drama

A. Pendahuluan

Drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar. Arti kedua, menurut

Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak.

Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience)

Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot dan Beaumarchaid untuk menjelaskan lakon-lakon mereka tentang kehidupan kelas menengah. Dalam istilah yang lebih ketat, sebuah drama adalah lakon serius yang menggarap satu masalah yang punya arti penting meskipun mungkin berakhir dengan bahagia atau tidak bahagia – tapi tidak bertujuan mengagungkan tragedi. Bagaimanapun juga, dalam jagat modern, istilah drama sering diperluas sehingga mencakup semua lakon serius, termasuk didalamnya tragedi dan lakon absurd.

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Meskipun merupakan satu bentuk kesusastraan, cara penyajian drama berbeda dari bentuk kekusastraan lainnya. Novel, cerpen dan balada masing-masing menceritakan kisah yang melibatkan tokoh-tokoh lewat kombinasi antara dialog dan narasi, dan merupakan karya sastra yang dicetak. Sebuah drama hanya terdiri atas dialog; mungkin ada semacam penjelasannya, tapi hanya berisi petunjuk pementasan untuk dijadikan pedoman oleh sutradara. Oleh para ahli, dialog dan tokoh itu disebut hauptext atau teks utama; petunjuk pementasannya disebut nebentext atau tek sampingan.


B. PEMBAHASAN


1. Struktur Teks Drama

   Drama memiliki beberapa struktur yaitu : 

1. Prolog

Prolog adalah bagian berupa kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang yang umumnya disampaikan oleh dalang, narator, atau tokoh tertentu.

2. Dialog 

Dialog adalah percakapan antartokoh dalam drama. Dialog terdiri atas tiga bagian, yaitu:

Orientasi → bagian awal cerita

Komplikasi → bagian pengembangan cerita

Resolusi → bagian akhir cerita

 3. Epilog

Epilog adalah kata-kata penutup yang berupa simpulan maupun amanat tentang keseluruhan isi dialog.


2. Unsur-Unsur Drama

1.Tema

Tema merupakan gagasan pokok atau ide yang mendasari pembuatan sebuah drama. Tema dalam drama dikembangkan melalui alur, tokoh-tokoh dan perwatakan yang memungkinkan adanya konflik, dan ditulis dalam bentuk dialog. Tema yang bisa diangkat dalam drama adalah masalah percintaan, kritik social, kemiskinan, kesenjangan social, penindasan, ketuhanan, keluarga yang retak, patriotism, dan renungan hidup.

2. Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur drama mencakup bagian-bagian pengenalan cerita, konflik awal, perkembangan konflik, hingga penyelesaian.

Dalam drama, terdapat tiga jenis alur, yakni:

a. Alur Maju

Alur maju adalah alur yang menggambarkan cerita berjalan berurutan ke depan atau kronologis.

b. Alur Mundur

Alur mundur adalah alur yang menggambarkan cerita berupa peristiwa mundur ke belakang atau sorot balik (flashback).

c. Alur Campuran

Alur campuran adalah perpaduan dari alur maju dan mundur atau disebut juga compound.


3. Penokohan

Penokohan adalah cara pengarang menggambarkan karakter tokoh. Dalam sebuah pementasan drama, tokohlah yang menggambarkan atau memerankan secara langsung cerita yang ada dalam naskah drama.

Tokoh terbagi dua berdasarkan perannya, yaitu:

a. Tokoh Utama

Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi sentral cerita dalam pementasan drama.

b. Tokoh Pembantu

Tokoh pembantu adalah tokoh yang dilibatkan atau dimunculkan untuk mendukung jalan cerita.


 4. Dialog

Dialog adalah karya tulis yang disajikan dalam bentuk percakapan antara dua tokoh atau lebih. Dalam dialog terdapat dua unsur, yakni:

a. Wawancang

Wawancang adalah kata-kata atau kalimat yang harus diucapkan oleh tokoh dalam drama.

b. Kramagung

Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh.


 5. Latar

Latar adalah keterangan mengenai ruang dan waktu yang ada dalam drama. Latar dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Latar Tempat

Latar tempat menggambarkan lokasi terjadinya setiap scene dalam drama. Latar tempat dapat digambarkan dengan bantuan properti yang mendukung. Misalnya, drama yang dipentaskan adalah drama fabel yang berlatar tempat di hutan belantara, maka bisa ditambahkan properti seperti pohon-pohon buatan, rerumputan buatan, bunga-bunga buatan, serta kostum hewan yang dikenakan oleh para tokoh. 

b. Latar Waktu

Latar waktu menggambarkan waktu terjadinya setiap scene dalam drama, bisa berupa hari, jam, tanggal, bulan, maupun tahun. Sama halnya dengan latar tempat, latar waktu juga dapat digambarkan dengan bantuan properti yang mendukung. Misalnya, suatu scene dalam drama berlatar waktu siang hari yang terik, maka bisa ditambahkan properti seperti lampu sorot berwarna terang yang menandakan bahwa scene tersebut terjadi di siang hari.

c. Latar Suasana

Latar suasana menggambarkan suasana terjadinya setiap scene dalam drama. Latar suasana dapat digambarkan dengan bantuan properti, musik, maupun akting yang dilakukan tokoh. Misalnya, suatu scene dalam drama berlatar suasana yang mencekam, maka bisa ditambahkan properti seperti lampu yang remang-remang, musik yang menegangkan, dan akting tokoh yang seolah merinding dan ketakutan.


6.Amanat atau Pesan Pengarang

Seorang pengarang drama baik sadar atau tidak sadar pasti menyampaikan amanat dalam karyanya. Amanat adalah pesan yang disampaikan pengarang kepada pembaca atau penonton melalui karyanya. Amanat yang hendak disampaikan pengarang melalui drama harus ditentukan atau dicari sendiri oleh pembaca atau penonton. Setiap pembaca atau penonton dapat berbeda-beda dalam menafsirkan amanat drama.

Amanat bersifat kias subjektif dan umum sedangkan tema bersifat lugas, objektif, dan khusus. Amanat sebuah drama akan lebih mudah ditafsirkan, jika drama itu dipentaaskan. Amanat biasanya memberikan manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Amanat drama selalu berhubungan dengan tema drama.


3. Ciri-Ciri Teks Drama

1. Teks drama memiliki cerita yang berbentuk dialog, baik yang dituturkan oleh narator maupun tokoh.

2. Seluruh dialog pada teks drama tidak menggunakan tanda petik.

3. Teks drama memiliki beberapa petunjuk khusus yang harus dilakukan oleh aktor atau aktris yang memerankan tokoh-tokoh di dalam teks tersebut.

4. Teks drama terletak di atas dialog atau di samping kiri dialog.

5. Teks drama memuat banyak konflik dan aksi.

6. Teks drama harus dilakonkan atau dipentaskan.

7. Teks drama biasanya dapat dipentaskan dengan durasi kurang dari tiga jam.

8. Teks drama tidak dapat diulang dalam satu masa tertentu.


4. Kaidah Kebahasaan Teks Drama

1.Kata-kata yang digunakan menunjukkan urutan waktu, dicitrakan dengan kata-kata seperti sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian, pada awalnya, dan lain-lain. 

2.Sering menggunakan kata kerja yang mampu menggambarkan sebuah peristiwa, mulai dari menyuruh, menobatkan, membuang, menyingkirkan, menghadap, menghantam, dan sebagainya. 

3.Terdapat juga bahasa yang mencitrakan kata kerja namun yang hanya dapat dipikirkan atau dirasakan saja, meliputi menginginkan, berharap, menyukai, mencintai, dan lain-lain. 

4.Terakhir, terdapat juga beberapa kata yang digunakan untuk menunjukkan sifat (kata sifat). Biasanya digunakan untuk menggambarkan sifat tokoh, tempat, dan suasana.

 

5.Jenis-Jenis Drama

1. Tragedi

Jenis naskah drama tragedi adalah naskah drama yang menceritakan kisah yang penuh dengan kesedihan. Pada sepanjang ceritanya akan disaksikan mengenai tokoh atau pelaku utama yang mengalami penderitaan. Umumnya, para tokoh tersebut akan mengalami kematian.

2. Komedi

Komedi adalah salah satu jenis naskah drama. Naskah drama ini akan menggambarkan suasana yang penuh suka cita. Umumnya, di dalam naskah drama ini akan berisi tentang lelucon-lelucon.

Janis naskah drama ini adalah salah satu naskah drama yang banyak digemari. Pasalnya, didalamnya akan membuat para pembacanya tertawa karena kelucuan cerita naskah ini.

Meskipun demikian, naskah drama komedi tidak seperti acara lawak biasa. Di dalamnya tetap tertanam kaidah dan juga unsur drama pada umumnya.

3. Opera

Jenis naskah drama selanjutnya adalah opera. Opera adalah naskah drama yang di dalamnya akan diiringi alunan musik. Lagu yang akan dimainkan oleh satu tokoh berbeda dengan lagu yang akan dimainkan oleh tokoh lain.

Bentuk dari naskah ini akan lebih mementingkan musik dan nyanyiannya ketika dipentaskan nanti. Sementara itu, para tokoh yang terlibat hanya akan berperan sebagai sarana untuk menggambarkan suasana di dalam cerita tersebut.

4. Melodrama

Melodrama adalah jenis naskah drama yang dialognya akan dibuat dengan iringan musik atau melodi. Jenis naskah drama inu berasal dari drama opera. Kemudian dikembangkan menjadi sebuah aliran yang berdiri sendiri.

Aliran melodrama ini akan diiringi dengan peralatan musik. Jadi, di dalam pementasan naskah drama ini, para tokoh umumnya akan ikut bernyanyi. Jika diperlukan, mereka juga akan menari dengan mengikuti irama musiknya.

5. Farce

Farce bisa disebut juga sebagai dagelan. Naskah drama jenis inu adalah jenis drama yang lucu dan ringan. Adegan-adegan yang ada di dalam naskah drama ini umumnya dibuat berlebihan dengan komedinya.

Selain itu, naskah drama komedi inu juga melibatkan fisik. Naskah drama jenis ini umumnya dikenal dengan komedi picisan.

6. Tablo

Naskah drama tablo yang akan dipentaskan akan mengutamakan sebuah penampilan. Penampilan seperti aspek tarian dan aspek gerak akan dilihatkan pada pementasan naskah drama tablo.

Para pemainnya akan melakukan sebuah gerakan, sepanjang pementasan berjalan. Para pemain naskah drama ini tidak mengucapkan dialog sama sekali.

Maka, para pemain akan menyampaikan ceritanya melalui penonton, dengan sebuah gerakan. Akan tetapi, gerakan yang dilakukan memiliki banyak arti di dalamnya.

7. Sendratari

Sendratari adalah jenis naskah drama yang akan menggabungkan dua hal. Dua hal tersebut adalah seni tari dan seni drama. Sendratari ini akan mengutamakan gerak-gerak yang dilakukan sebagai penguat ekspresi.

Gerakan tersebut dilakukan sebagai pengganti sebuah dialog. Di Indonesia sendiri, sendratari banyak digunakan. Umumnya, penggunaannya digunakan untuk menceritakan sebuah cerita legenda. Seperti kisah Ramayana yang ingin menyelamatkan Dewi Sinta.



C. PENUTUP

Drama adalah satu bentuk lakon seni yang bercerita lewat percakapan dan action tokoh-tokohnya. Akan tetapi, percakapan atau dialog itu sendiri bisa juga dipandang sebagai pengertian action. Drama dalam masyarakat kita mempunyai dua arti, yaitu drama dalam arti luas dan drama dalam arti sempit. Dalam arti luas, drama adalah semua bentuk tontonan yang mengandung cerita yang dipertunjukkan di depan orang banyak. Dalam arti sempit, drama adalah kisah hidup manusia dalam masyarakat yang diproyeksikan ke atas panggung, disajikan dalam hentuk dialog dan gerak berdasarkan naskah, didukung tata panggung, tata lampu, tata musik, tata rias, dan tata husana. Dengan kata lain, drama dalam arti luas mencakup teater tradisional dan teater modern, sedangkan drama dalam arti sempit mengacu pada drama modern saja. Adapun unsur-unsur yang terkandung di dalamnya yaitu unsur intrinsik (unsur dalam) dan unsur ektrinsik (unsur luar).

Unsur-unsur intrinsik yaitu tokoh, penokohan, setting, tema, alur atau plot, dan amanat. Sedangkan unsur ekstrinsik dalam drama adalah unsur yang tampak, seperti adanya dialog atau percakapan. Namun, unsur-unsur ini bisa bertambah ketika naskah sudah dipentaskan. Seperti panggung, properti, tokoh, sutradara, dan penonton.

Jenis-jenis drama dapat diklasifikasikan berdasarkan isi ceritanya (drama tragedy, melodrama, komedi dagelan). Berdasarkan cara penyajiannya (closed drama, drama treatikal, drama radio, drama televisi). Berdasarkan bentuknya (sandiwara, teater rakyat, opera, sendratari, pantomim, operet, tableau, passie, wayang, minikata). Dan menurut masanya drama ada drama baru dan drama lama.

Hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu prolog, epilog, monolog, dan dialog. Selain itu juga ada tata panggung, pemeran, kostum, dan suara yang perlu diperhatikan.


DAFTAR PUSTAKA

Maryati, Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMP/MTs kelas VIII, Semarang: CV. Aneka Ilmu 

Noor, Redyanto, dkk, 2019, Pengantar Pengkajian Sastra, Semarang: fasindo

Yuli eti, Nunung, dkk, 20017, Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, Klaten: Intan Pariwara

Asmawaty. 2018. Kemampuan Menulis Naskah Drama Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Padang dengan Menggunakan Media Cerpen. Padang. E- Jurnal. Sumatera Barat. Volume 1, Nomor 4 

Fariyanti, Maurida. 2016. Mendengarkan dan Memahami Isi Drama. Bogor: Quadra

Hidayat,Kosadi,dkk. 2019. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Binacipta.

Waluyo. Herman. 2018. Drama Teori dan Pengajarannya.Yogyakarta: Hanindita Graha Widia Yonny, Acep. 2017.  




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gendre Sastra

Genre Sastra Modern

Puisi