Fungsi dan Peran Sastra
Pertemuan Ke 3
Materi Ke 2
Pengantar Pengkajian Kesusastraan
Fungsi Sastra dan Kegunaan Sastra Indonesia
Nama: Dwi Putri Rahmadhani
NIm: 22016097
Dosen Pengampu: Dr. Abdurrahman, M.pd
Fungsi Sastra dan Kegunaan Sastra
A. Pendahuluan
Sastra merupakan salah satu bagian penting dari sebuah kehidupan dan kebudayaan manusia. Di Indonesia sastra sudah mulai berkembang dan banyak dipelajari oleh masyarakat. Mempelajari sastra tentunya dimulai dari mengetahui hakikat Sastra itu sendiri,Namun itu saja tidak cukup.
Sesuai dengan pendapat Mursal Esten (1978 : 9) bahwa Sastra atau Kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai manifestasi kehidupan manusia. melalui bahasa sebagai medium dan memiliki efek yang positif terhadap kehidupan manusia. Hal ini menunjukan jika sastra memiliki fungsi,kegunaan dan juga memberikan manfaat pada kehidupan manusia.
Konsep fungsi sastra masih banyak menuai pro dan kontra dalam masyarakat, masih banyaknya anggapan bahwa secara garis besar fungsi,kegunaan dan manfaat sastra hanya sebagai bahan bacaan. Oleh karena itu, perlu pengembangan dan pengenalan konsep fungsi sastra yang lebih mendalam kepada masyarakat agar tidak terjadi kesalah-pahaman mengenai konsep fungsi dan kegunaan sastra dalam kehidupan.
B. Isi
1. Hakikat Fungsi Sastra
Sastra memiliki beberapa fungsi, diantaranya :
a) Fungsi estetis
Fungsi estetis adalah fungsi keindahan dari dalam karya sastra yang ditampilkan melalui penggunaan bahasa-bahasa yang indah dan memikat.
b) Fungsi etis
Fungsi etis adalah fungsi etika atau moral yang diberikan sastra melalui nasihat atau amanat yang terkandung di dalamnya.
c) Fungsi didaktis
Fungsi didaktis adalah fungsi pendidikan atau pengajaran dalam karya sastra yang dapat diperoleh pembaca setelah membaca karya sastra.
d) Fungsi reflektif
Fungsi reflektif adalah fungsi gambaran kehidupan dalam karya sastra yang selalu mencerminkan realitas sosial-budaya kapan dan di mana sastra itu diciptakan. Dengan membaca karya sastra, pembaca dapat mengetahui tradisi, kebiasaan, gambaran alam, situasi, sejarah, dan bahkan pola pikir masyarakat di dalam sebuah karya sastra.
e) Fungsi rekreatif
Fungsi rekreatif adalah fungsi hiburan yang diberikan oleh sastra melalui cerita, puisi, maupun dialog drama. Banyak pembaca yang merasa senang membaca sastra karena terhibur dengan dunia baru yang dibangun oleh sastrawan dalam karyanya. Dalam hal ini, sastra banyak dijadikan sebagai bacaan pengisi waktu, media luapan perasaan, serta wahana hiburan refleksi diri.
2. Kaidah Dulce et Utile
Secara umum, sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi utama sebagaimana dikemukakan oleh Horatius, yaitu dulce et utile (dalam bahasa Latin, sweet and useful). Dulce (sweet) berarti sangat menyenangkan atau kenikmatan, sedangkan utile (useful) berarti isinya bersifat mendidik (mikics, 2007:95). Bressler (1999:12) menyebut dua fungsi tersebut dengan istilah to teach ‘mengajar’ dan to entertain ‘menghibur’.
Fungsi menghibur (dulce) artinya sastra memberikan kesenangan tersendiri dalam diri pembaca sehingga pembaca merasa tertarik membaca sastra. Fungsi mengajar (utile) artinya sastra memberikan nasihat dan penanaman etika sehingga pembaca dapat meneladani hal-hal positif dalam karya sastra. Dalam hal ini, sastra memampukan manusia menjadi lebih manusia: mengenal diri, sesama, lingkungan, dan berbagai permasalahan kehidupan (Sarumpaet, 2010:1).
Sebuah karya sastra yang baik minimalnya mampu menghadirkan dua fungsi utama tadi. Artinya, sebuah karya sastra dapat dikatakan bernilai sastra tinggi jika karya itu mampu memberikan hiburan kepada pembaca, serta mampu memberikan pengajaran positif bagi pembacanya. Karya sastra yang hanya mampu memberikan hiburan tanpa ada manfaat akan terasa gersang. Demikian pula karya sastra yang hanya mampu memberikan manfaat dan tidak mampu memberikan hiburan bagi pembaca akan terasa hambar. Oleh sebab itu, sastra dapat dikatakan sebagai media hiburan yang mengajar, dan media pengajaran yang menghibur.
3. Sastra dan Karakter Bangsa
Untuk membentuk karakter bangsa ini, sastra diperlakukan sebagai salah satu media atau sarana pendidikan kejiwaan. Hal itu cukup beralasan sebab sastra mengandung nilai etika dan moral yang berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Sastra tidak hanya berbicara tentang diri sendiri (psikologis), tetapi juga berkaitan dengan Tuhan (religiusitas), alam semesta (romantik), dan juga masyarakat (sosiologis). Sastra mampu mengungkap banyak hal dari berbagai segi. Banyak pilihan genre sastra yang dapat dijadikan sarana atau sumber pembentukan karakter bangsa.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008:623) menjelaskan bahwa karakter adalah sifat atau ciri kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak. Karakter merupakan nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
Karakter juga merupakan cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang mampu membuat suatu keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap akibat dari keputusan yang dibuatnya.
4. Penjabaran karya sastra dengan kondisi kontemporer
Segi manfaat sastra tidak terletak pada ajaran-ajaran moralnya. Le bossu mengira homer menulis lliad untuk itu, bahkan hegel juga menemukan hal yang sama dalam drama-tragedi kesukaannya, Antigone. “Bermanfaat” dalam arti luas sama dengan “tidak membunga-buang waktu”, bukan sekedar “kegiatan iseng” jadi, sesuatu yang perlu mendapat perhatian serius. “menghibur” sama dengan “tidak membosankan”, “bukan kewajiban” dan “ memberikan kesenangan”. Kita bisa mengatakan bahwa semua karya seni ”manis” dan sekaligus “bermanfaat” bagi setiap penikmatnya: bahwa perenungan yang diberikan oleh seni lebih dahsyat dari perenungan yang dapat dilakukan sendiri oleh masing-masing penikmat seni.
Pengertian seni mengartikulasikan perenungan itu memberikan rasa senang, dan pengalaman mengikuti artikulasi itu memberikan rasa lepas. Kalau suatu karya sastra berfungsi sesuai dengan sifatnya, kedua segi tadi (kesenangan dan manfaat) buka hanya harus ada, melainkan harus saling mengisi. Kesenangan yang diperoleh dari sastra bukan seperti kesengangan fisik lainnya, melainkan kesenangan yang lebih tinggi, yaitu kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Sedangkan manfaatnya - keseriusan, bersifat didaktis -adalah keseriusan yang menyenangkan dan keseriusan estetis.
C. Penutup
Kesimpulan
Karya sastra tidak hanya dapat dijadikan sebagai bahan bacaan ketika waktu senggang saja. Sebuah karya sastra mempunyai banyak fungsi yang secara tidak langsung dapat menampilkan kehidupan yang lain. Diantaranya adalah menghibur dan mendidik. Fungsi sastra setelah dikembangkan antara lain fungsi etis, fungsi estetis, fungsi didaktis, fungsi reflektif, dan rekreatif.
D. Sumber
https://dosen.ung.ac.id/herdi/home/2013/1/9/fungsi_sastra.html
https://www.researchgate.net/publication/326367396_PERANAN_SASTRA_DALAM_PENDIDIKAN_KARAKTER_BANGSA
http://repository.upi.edu/9658/2/t_bind_049408_chapter1.pdf
Komentar
Posting Komentar