Kaidah Sastra

 Pertemuan Ke 4

Materi Ke 3

Pengantar Pengkajian Kesusastraan

Kaidah Sastra

Nama: Dwi Putri Rahmadhani

NIM: 22016097

Dosen Pengampu: Dr. Abdurrahman, M.pd


Kaidah Sastra

 Pendahuluan

1. Latar Belakang

        Waluyo, (1994: 56-58) mengatakan bahwa kaidah sastra atau daya tarik sastra terdapat pada unsur-unsur karya sastra tersebut. Pada karya cerita fiksi, daya tariknya terletak pada unsur ceritanya yakni cerita atau kisah dari tokoh-tokoh yang diceritakan sepanjang cerita yang dimaksud. Selain itu, faktor bahasa juga memegang peranan penting dalam menciptakan daya pikat. Kemudian gayanya dan hal-hal yang khas yang dapat menyebabkan karya itu memikat pembaca.


2. Rumusan Masalah

    a. Kaidah sastra

    b. Bahan baku teks sastra

    c. Perkembangan definisi teks sastra

    d. Bahasa sastra Vs Bahasa keseharian

    e. Bahasa sastra Vs Bahasa ilmiah

    f. Karakteristik bahan baku teks

       sastra

    g. Hakikat teks sebagai ilmu (Tekstologi) 

    h. Ciri khas suatu teks

    i. Jenis-jenis teks dalam kaidah tekstologi

    j. Kaidah sastra dalam kajian tekstologi


Pembahasan

1. Kaidah Sastra

Waluyo, (1994: 56-58) mengatakan bahwa kaidah sastra atau daya tarik sastra terdapat pada unsur-unsur karya sastra tersebut. Pada karya cerita fiksi, daya tariknya terletak pada unsur ceritanya yakni cerita atau kisah dari tokoh-tokoh yang diceritakan sepanjang cerita yang dimaksud. Selain itu, faktor bahasa juga memegang peranan penting dalam menciptakan daya pikat. Kemudian gayanya dan hal-hal yang khas yang dapat menyebabkan karya itu memikat pembaca.

2. Bahan Baku Teks Sastra

     Seorang pengarang atau sastrawan dalam pembuatan karya sastra Juga perlu mengolah bahan baku untuk menghasilkan karya sastra. bahan baku karya sastra adalah bahasa. Sastrawan mengolah bahasa agar menjadi indah dan bernilai seni. Sebab, keindahan itulah yang menyebabkan karya sastra disebut karya seni, yaitu seni sastra. Cara sastrawan menggunakan bahasa untuk menulis karya sastra berbeda dengan cara penulis lain untuk menghasilkan karya ilmiah. Penulis karya ilmiah bertujuan menyampaikan gagasan kepada pembaca. Karena itu, kata-kata yang dipilih dalam rakitan kalimatnya dibuat sedemikian rupa agar pembaca karya ilmiah dapat cepat menangkap dan memahami gagasan penulis. Lain halnya dengan sastrawan. Sastrawan menulis bukan hanya untuk menyampaikan gagasan kepada pembaca, melainkan juga menyampaikan perasaannya.

3. Perkembangan Definisi Teks Sastra

    Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu, ada sastra lisan dan ada pula sastra tulis. Kajian ini berfokus pada kajian sastra tulis. Teks sastra berdasarkan ragamnya terdiri atas beberapa genre. Klasifikasi genre sastra itu didasarkan atas dasar kategori situasi bahasa. Berdasarkan situasi bahasa itulah sastra diklasifikasikan atas teks puisi, teks naratif atau prosa, dan teks drama.

4. Bahasa Sastra vs Bahasa Keseharian

    Para sastrawan untuk membuat beberapa buku, menggunakan bahasa baku, dan pemilihan beberapa kata dan kalimat.Bahasa sastra memiliki sifat yang lebih konotatif dan tercipta dari hasil proses penciptaan yang bersifat kompleks. Sedangkan bahasa sehari-hari memiliki sifat yang apa adanya atau disebut denotatif.

5. Bahasa Sastra vs Bahasa Ilmiah

    Bahasa sastra adalah bahasa yang bersifat khayal/imajinatif atau subjektif karena sastra dciptakan oleh pengarang, dan pengarang tersebut memiliki hak penuh dalam menciptakan suatu karya sastra. Sedangkan bahasa ilmiah (nonsastra yang lebih bersifat nyata atau objektif). Karena hasil karya imliah dapat diperoleh berdasarkan fakta-fakta yang sudah ada dan disepakati kebenarannya secara umum.

6.Karakteristik Bahan Baku Teks Sastra

    Purwadarminto membedakan bahasa menjadi beberapa macam yaitu, ragam bahasa umum dan ragam bahasa khusus. Ragam bahasa umum adalah ragam bahasa yang biasa digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari oleh manusia dalam suatu masyarakat. Ragam bahasa khusus dikelompokan menjadi beberapa macam, yaitu ragam bahasa jurnalistik, ragam bahasa jabatan, ragam bahasa ilmiah, dan ragam bahasa sastra. Semuanya memiliki karakteristik atau ciri-ciri yang berbeda-beda. Misalnya, ragam bahasa jurnalistik memiliki ciri-ciri singkat, padat, sederhana, lugas, jelas, jernih, menarik, demokratis, populis, logis, gramatikal, menghindari kata tutur, menghindari kata dan istilah asing, pilihan kata (diksi) yang tepat, menggunakan kalimat aktif, menghindari kata atau istilah teknis, dan tunduk pada etika dan kaidah yang berlaku di masyarakat.

7. Hakikat Teks Sebagai Ilmu (Tekstologi)

    Tekstologi juga merupakan bagian dari ilmu filologi yang mempelajari seluk-beluk teks, terutama menelaah yang berhubungan dengan penjelmaan dan penurunan sebuah teks sebagai sebuah teks karya sastra, dari mulai naskah otograf (teks bersih yang ditulis pengarang) sampai pada naskah apograf (teks salinan bersih oleh orang-orang lain), proses terjadinya teks, penafsiran, dan pemahamannya.

8. Ciri Khas Suatu Teks 

    Menurut Baried (1985:56), teks artinya kandungan atau muatan naskah, sesuatu yang abstrak hanya dapat dibayangkan saja. Teks terdiri atas isi, yaitu ide-ide atau amanat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca. Dan bentuk, yaitu cerita dalam teks yang dapat dibaca dan dipelajari menurut berbagai pendekatan melalui alur, perwatakan, gaya bahasa, dan sebagainya. Ciri khusus teks sastra itu salah satunya ditandai oleh adanya unsur-unsur intrinsik karya sastra yang berbeda dengan unsur-unsur yang membangun bahan bacaan lainnya.

9. Jenis-Jenis Teks Dalam Kaidah Tekstologi

    Dalam penjelmaan dan penurunannya, secara garis besar dapat disebutkan adanya tiga macam teks, yaitu: teks lisan (tidak tertulis); teks naskah tulisan tangan; teks cetakan (Baried, 1985:56). Kalau kita lihat berdasarkan masa perkembangannya, teks yang pertama ada adalah teks lisan, teks lisan lahir dari cerita-cerita rakyat yang diturunkan secara turun-temurun dari generasi ke generasi melalui tradisi mendongeng. Teks lisan berkembang menjadi teks naskah tulisan tangan yang merupakan kelanjutan dari tradisi mendongeng, cerita-cerita rakyat yang pernah dituturkan disalin ke dalam sebuah tulisan dengan menggunakan alat dan bahan yang sangat sederhana dan serta menggunakan aksara dan bahasa daerahnya masing-masing. Teks naskah tulisan tangan ini masih tradisional, setelah ditemukannya mesin cetak dan kertas oleh bangsa Cina maka perkembangan teks pun menjadi lebih maju, pada masa ini orang tidak harus susah-susah menyalin sebuah teks, tetapi teks-teks sangat mudah diperbanyak dengan waktu yang tidak lama maka lahirlah teks-teks cetakan.

10. Kaidah Teks Sastra Dalam Kajian Tekstologi

      Baried (1985:57), menyebutkan ada sepuluh prinsip Lichacev yang dapat dijadikan sebagai pegangan untuk penelitian tekstologi yang pernah diterapkan terhadap karya-karya monumental sastra lama Rusia. Kesepuluh prinsip tersebut adalah sebagai berikut:.

1. Tekstologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki sejarah teks suatu karya. Salah satu di antara penerapannya yang praktis adalah edisi ilmiah teks yang bersangkutan. .

2.Penelitian teks harus didahulukan dari penyuntingannya;

3. Edisi teks harus menggambarkan sejarahnya;

4. Tidak ada kenyataan tekstologi tanpa penjelasannya;

5. Secara metodis perubahan yang diadakan secara sadar dalam sebuah teks (perubahan ideology, artistic, psikologis, dan lain-lain) harus didahulukan daripada perubahan mekanis, misalnya kekeliruan tidak sadar oleh seorang penyalin;

6. Teks harus diteliti sebagai keseluruhan (prinsip kekompleksan pada penelitian teks);

7. Bahan-bahan yang mengiringi sebuah teks (dalam naskah) harus diikutsertakan dalam penelitian;

8. Perlu diteliti pemantulan sejarah teks sebuah karya dalam teks-teks dan monumen sastra lain;

9. Pekerjaan seorang penyalin dan kegiatan skriptoria-skriptoria (sanggar penulisan/penyalinan: biara, madrasah) tertentu harus diteliti secara menyeluruh;

10. Rekonstruksi teks tidak dapat menggantikan teks yang diturunkan dalam naskah-naskah.

  

Penutup

Kesimpulan

    Teks ialah ungkapan bahasa yang menurut isi, sintaksis, dan pragmatik merupakan satu kesatuan (Luxemburg dkk, 1989:86). Dari pengertian tersebut dapat diartikan teks adalah suatu kesatuan bahasa yang memiliki isi dan bentuk, baik lisan maupun tulisan yang disampaikan oleh seorang pengirim kepada penerima untuk menyampaikan pesan tertentu. Istilah teks sebenarnya berasal dari kata text yang berarti ‘tenunan’. Teks dalam filologi diartikan sebagai ‘tenunan kata-kata’, yakni serangkaian kata-kata yang berinteraksi membentuk satu kesatuan makna yang utuh. Teks dapat terdiri dari beberapa kata, namun dapat pula terdiri dari milyaran kata yang tertulis dalam sebuah naskah berisi cerita yang panjang (Sudardi, 2001:4-5).

DAFTAR PUSTAKA


Akidah, Siti Nur. 2016. "Karya Sastra Modern dan Klasik". [Online]. Tersedia: http://sitinurakidah311.blogspot.com/2016/03/?m=1, diakses pada tanggal 7 September 2021 pukul 06.33.


Nanda. 2020. "Apresiasi Sastra". [Online]. Tersedia: https://bahan-ajar.esaunggul.ac.id/esa113/2020/01/29/apresiasi-sastra/, diakses pada tanggal 7 September 2021 pukul 06.34.


Rizal, Fach. 2013. "Karya Sastra Sebagai Suatu Teks". [Online]. Tersedia: http://ichalmild.blogspot.com/2013/03/karya-sastra-sebagai-suatu-teks.html?m=1, diakses pada tanggal 7 September 2021 pukul 06.35.


Tedi Permadi. Tanpa Tahun. Teks, Tekstologi, dan Kritik Teks. Makalah.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gendre Sastra

Genre Sastra Modern

Puisi