Prosa Fiksi
Pertemuan Ke 8
Materi Ke 7
Nama : Dwi Putri rahmadhani
Nim : 22016097
Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd
Prosa Fiksi
A. Unsur-unsur Instrinsik Fiksi
pengertian prosa fiksi menurut Aminuddin dalam Djuanda dan Iswara (2006:158) adalah “kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tert
entu dengan pemeran, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasilimajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita”. Aminuddin (1985: 66) menyatakan bahwa istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga disebut dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot. Pengertian prosa fiksi tersebut adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranananya, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.
Unsur Cerita Fiksi Teks cerita fiksi adalah karya sastra yang berisi cerita rekaan atau didasari dengan angan-angan (fantasi) dan bukan berdasarkan kejadian nyata, hanya berdasarkan imajinasi pengarang. Imajinasi pengarang diolah berdasarkan pengalaman, wawasan, pandangan, tafsiran, kecendikiaan, penilaian nya terhadap berbagai peristiwa, baik peristiwa nyata maupun peristiwa hasil rekaan semata. Cerita fiksi atau Fiksi sering dimaknai sebagai cerita khayalan. Secara umum fiksi lebih sering dikaitkan dengan cerita pendek atau novel. Karya fiksi, sebagaimana bentuk karya sastra yang lainnya, seperti drama 2 dan puisi, dibangun atas unsur-unsur yang juga menandai kekhasan bentuk karya tersebut. Dalam cerita fiksi unsur-unsur pembangunnya antara lain adalah plot, karakter, tema, latar, dan sudut pandang.
Struktur Teks Cerita Fiksi
Jika kamu mengetahui strukturcerpen, maka itu tidak jauh berbeda dengan struktur penyusun teks cerita fiksi. Dimana struktur cerita fiksi terdiri 6 unsur berikut:
1. Abstrak, bagian ini adalah opsional atau boleh ada maupun tidak ada. Bagian ini menjadi inti dari sebuah teks cerita fiksi.
2. Orientasi, berisi tentang pengenalan tema, latar belakang tema serta tokoh-tokoh didalam novel. Terletak pada bagian awal dan menjadi penjelasan dari teks cerita fiksi dalam novel.
3. Komplikasi, merupakan klimaks dari teks cerita fiksi karena pada bagian ini mulai muncul berbagai permasalahan, biasanya komplikasi disebuah novel menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca.
4. Evaluasi, bagian dalam teks naskah novel yang berisi munculnya pembahasan pemecahan atau pun penyelesaian masalah.
5. Resolusi, merupakan bagian yang berisi inti pemecahan masalah dari masalah-masalah yang dialami tokoh utama.
6. Koda (reorientasi), berisi amanat dan juga pesan moral positif yang bisa dipetik dari sebuah naskah teks cerita fiksi.
Unsur-unsur Instrinsik Fiksi
Dalam cerita fiksi pada dasarnya tidak hanya menyajikan bentuk cerita saja. Melainkan dalam komponen cerita juga terdapat berbagai. Unsur yang membangun adanya cerita fiksi. So, di bawah ini adalah serangkaian unsur yang paling umum di dalam cerita fiksi.
1. Tema
Siapa sih yang tidak kenal dengan tema? Tema merupakan gagasan atau ide utama dari sebuah cerita. Entah mau seberapa panjang cerita tersebut, pasti memiliki tema. Nah! Biasanya, cerita yang panjang justru memiliki lebih dari sebuah tema.
2. Alur
Selain tema, dalam sebuah cerita ada juga yang disebut alur. Alur menggambarkan keseluruhan dari sebuah cerita. Bahkan setiap cerita memiliki alur yang berbeda. Entah itu mau akur maju, mundur atau campuran.
3. Tokoh
Dalam sebuah cerita sudah dipastikan ada tokohnya. Tokoh juga biasa disebut karakter. Nah! Dalam suatu cerita, tokoh tidak hanya manusia saja. Jika ceritanya menceritakan kisah binatang, maka tokohnya bisa berupa binatang.
4. Latar
Penikmat sebuah cerita pasti tahu kalau di sebuah cerita tidak hanya terdiri dari 3 unsur di atas saja. Melainkan ada juga latar. Latar mengisahkan suasana, waktu, dan tempat yang berbeda dalam sebuah cerita.
5. Konflik
Dalam sebuah cerita sudah pasti terdapat adanya konflik. Konflik dalam cerita bertujuan untuk membangkitkan emosi para pembacanya. Namun bukan hanya itu Sajam konflik sebuah masalah juga bertahap. Mulai dari yang paling awal sampai tahap penyelesaian konflik.
6. Sudut Pandang
Kalau sudut pandang adalah terkait Point of View si penulisnya. Sudut pandang dalam sebuah cerita berbeda dengan cerita yang lainnya. Bisa dikatakan, sebuah cerita memakai sudut pandang orang pertama jika mengisahkan tentang ‘saya’. Jika cerita mengisahkan sudut pandang orang kedua, maka mengisahkan tentang ‘dia’. Namun, ada pula sudut pandang orang ketiga, mengisahkan kehidupan seseorang, di mana penulis seolah hanya berperan sebagai pengamat saja.
7.Percakapan
Perlu kamu ketahui, dalam sebuah cerita pastinya terdapat dialog. Nah! Dialog dalam cerita fiksi berbeda dengan dialog yang terjadi di dunia nyata. Bisa dibilang dialog cerita fiksi cenderung menampilkan poin-poin pentingnya saja.
Fakta Cerita
Fakta cerita merupakan sarana untuk membangun rangkaian peristiwa cerita. Di dalamnya terbangun alur, tokoh, dan latar. Ikatan antara ketiga unsur itu haruslah sangat erat sehingga cerita benar-benar utuh. Acuan untuk menganalisis kekuatan fakta cerita adalah hubungan sebab-akibat antara plot, tokoh dan latar. Dalam cerita pendek siswa, pengolahan fakta cerita terpusat kepada persoalantema yang diangkat menjadi cerita pendek.
Dalam beberapa cerita, fakta cerita bukanlah menjadi fakta fiksi, tetapi benar-benar fakta yang terjadi. Hal ini terbukti dari beberapa cerpen siswa yang mencantumkan latar nama sekolah, nama tempat serta waktu cerita yang detil tanggal dan hari. Padahal dalam cerita pendek, seperti juga genre fiksi yang lain seperti novel dan drama, fakta cerita bukanlah realitas yang benar-benar terjadi. Cerita pendek adalah fiksi yang bersumber dari realitas, tetapi bukan menceritakan realitas.
Penceritaan realitas 339 Yattini, 2014 Pendekatan Klarifikasi Nilai Dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Sebagai Pola Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu akan menjadi cerita pengalaman, laporan perjalanan, atau biografi yang dinarasikan.
Sarana Cerita dan Tema
Selain fakta cerita, sebuah prosa juga dibangun berdasarkan sarana cerita. Stanton (2012:46) mengatakan sarana cerita merupakan teknik yang digunakan oleh pengarang untuk memilih dan menyusun detil-detil cerita (peristiwa dan kejadian) menjadi pola yang bermakna.
Tujuan penggunaan sarana cerita adalah untuk memungkinkan pembaca melihat fakta sebagaimana yang dilihat pengarang, menafsirkan makna fakta sebagaimana yang ditafsirkan pengarang, dan merasakan pengalaman seperti yang dirasakan pengarang.
a. Ironi
Ironi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani eiron yang berarti menyembunyikan. Ironi = sesuatu yang berlawanan dengan apa yang dimaksud dan diharapkan (Stanton, 1965:34). Makna fungsi ironi adalah menyembunyikan atau perbedaan antara yang diekspresikan dengan yang telah terjadi dalam arti yang sebenarnya. Ironi dapat menimbulkan daya pikat dan humor,memperkuat alur, menjelaskan sikap penulis, bahkan secara tidak langsung juga menyatakan suatu tema.
Macam-macam ironi:
1) Ironi verbal merupakan kata kiasan yang bertentangan dengan apa yang diucapkan berdasarkan kejadian yang terjadi.
2) Ironi Dramatis merupakan suatu kejadian yang bertentangan antara apa yang si tokoh katakan dengan apa yang diketahui oleh pembaca tentang hal tersebut menjadi sebuah kenyataan.
3) Ironi Situasional merupakan ironi yang terjadi berupa pertentangan dengan kenyataan yang sesungguhnya.
b. Humor
Humor merupakan cara melahirkan suatu pikiran, baik dengan kata-kata maupun dengan jalan lain yang melukiskan suatu ajakan untuk menimbulkan simpati dan hiburan (Ensiklopedi Umum, 1973:529). Dalam sastra, Humor adalah sarana cerita yang dapat berwujud kata maupun frasa dalam bentuk lahir dan sikap tokoh atau suasana cerita yang lucu dan menimbulkan tawa.
Fungsi humor antara lain:
1) Mengendurkan ketegangan pikiran pembaca ketika cerita sarat dengan konflik-konflik yang mencekam.
2) Sebagai media penyalur konflik sosial
3) Sebagai penyegar cerita.
Teknik penyampaian humor dalam cerita antara lain:
1) Mengemukakan dan meragakan adegan yang lucu.
2) Melalui situasi tertentu, gerak-gerik dan kondisi tokoh.
c. Gaya (bahasa) dan suasana
Stile adalah cara pengucapan bahasa dalam prosa atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu yang dikemukakan (Abrams, 1981:190-191). Stile pada hakikatnya merupakan teknik pemilihan
Daftar Pustaka
https://serupa.id/prosa/
https://text-id.123dok.com/document/4zpv4rxvz-fakta-cerita-kelengkapan-unsur-intrinsik-cerpen.html
Komentar
Posting Komentar