Teori Sastra,Kritik Sastra,dan Sejarah Sastra
Pertemuan Ke 5
Materi Ke 4
Pengantar Pengkajian Kesusastraan
Teori Sastra,Kritik Sastra,dan Sejarah Sastra
Nama: Dwi Putri Rahmadhani
NIM: 22016097
Dosen Pengampu: Dr. Abdurrahman, M.pd
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu kesusastraan mempunyai beberapa bidang. Bidang-bidang itu adalah teori kesustraan, kritik kesusastraan dan Sejarah Kesusastraan. Lazimnya sebuah ciptasastra dibagi atas isi dan bentuk. Bentuk disebut juga struktur.
Perbandingan isi dengan bentuk bukanlah bagaikan isi dengan bungkus. Di dalam sebuah ciptasastra, isi tidaklah lebih penting dari bentuk. Karena itu ahli-ahli lebih cenderung menggunakan istilah “struktur” sebagai ganti istilah “bentuk”. Sebab dengan menggunakan istilah “bentuk” mungkin akan terjadi penafsiran “isi” lebih penting daripada “bentuk”. Sebuah ciptasastra yang bernilai ialah apabila adanya keharmonisan antara isi yang baik dengan struktur yang baik pula. Apa yang disajikan dan bagaimana menyajikannya adalah dua hal yang menentukan berhasil tidaknya sebuah ciptasastra. Kemudian faktor-faktor fantasi, imajinasi dan emosi menentukan pula ciptasastra tersebut.
BAB II
ISI
A. Hakikat Dan Teori Sastra
Teori sastra dalam arti sempit adalah studi sistematis mengenai sastra dan metode untuk menganalisis sastra. Akan tetapi, kata “teori” telah menjadi istilah umum untuk berbagai pendekatan ilmiah untuk membaca teks.
Praktek teori sastra menjadi sebuah profesi di abad ke-20, tetapi telah memiliki akar sejarah hingga Yunani Kuno (karya Aristoteles Poetics sering dikutip, misalnya), India kuno (karya Bharata Muni Natya Shastra), Romawi Kuno (karya Longinus On the Sublime) dan Irak abad pertengahan (karya Al-Jahiz al-Bayan wa-‘l-tabyin dan al-Hayawan, dan karya ibn al-Mu’tazz Kitab al-Bad), dan teori-teori estetika filsuf dari filsafat kuno selama abad 18 dan 19 berpengaruh penting pada studi sastra saat ini. Teori dan kritik sastra, tentu saja, juga terkait erat dengan sejarah sastra.
Meski demikian, pengertian modern “teori sastra” bertanggal kira-kira tahun 1950-an, ketika linguistik strukturalis Ferdinand de Saussure mulai berpengaruh kuat terhadap kritik sastra bahasa Inggris. Penyeru Kritik Baru dan berbagai formalis Eropa (terutama kaum formalisme Rusia) telah menjelaskan beberapa upaya yang lebih abstrak mereka sebagai “teoritis” juga. Tapi itu tidak berdampak seluas strukturalisme di dunia akademik berbahasa Inggris bahwa “teori sastra” dianggap sebagai domain terpadu.
B. Kritik Sastra
Kritik sastra adalah salah satu cabang ilmu sastra untuk menghakimi suatu karya sastra. Selain menghakimi karya sastra, kritik sastra juga memiliki fungsi untuk mengkaji dan menafsirkan karya sastra secara lebih luas. Kritik sastra biasanya dihasilkan oleh kritikus sastra. Penting bagi seorang kritikus sastra untuk memiliki wawasan mengenai ilmu-ilmu lain yang berkaitan dengan karya sastra, sejarah, biografi, penciptaan karya sastra, latar belakang karya sastra, dan ilmu lain yang terkait. Kritik sastra memungkinkan suatu karya dapat dianalisis, diklasifikasi dan akhirnya dinilai Seorang kritikus sastra mengurai pemikiran, paham-paham, filsafat, pandangan hidup yang terdapat dalam suatu karya sastra.Sebuah kritik sastra yang baik harus menyertakan alasan-alasan dan bukti-bukti baik langsung maupun tidak langsung dalam penilaiannya.
C. Sejarah Sastra
Sejarah Sastra merupakan pengetahuan yang mencakup uraian deskriptif tentang fungsi sastra dalam masyarakat, riwayat para sastrawan, riwayat pendidikan sastra, sejarah munculnya genre-genre sastra, kritik, perbandingan gaya, dan perkembangan kesusastraan.
Sejarah sastra tidak hanya memberikan gambaran tentang perkembangan karya sastra suatu bangsa, tetapi perkembangan sastra daerah atau sastra lokal, dan perkembangan sastra lainya sebagai bentuk hasil budaya bangsa. Selain itu sejarah sastra dapat digunakan untuk penelitian sastra secara khusus dan budaya secara umum.
Sejarah sastra mempunyai cakupan yang luas dan kompleks, meliputi sejarah sastra sebuah bangsa atau nasional. Pengertian nasional ditandai dengan batas suatu negara.
D.Hubungan Teori Sastra dengan Kritik Sastra dan Sejarah Sastra
1. Teori Sastra dan Kritik Sastra
Teori sastra memberikan gambaran keutuhan karya sastra dari berbagai segi yang membedakannya dengan karya nonsastra.Di sisi lain, kritik sastra merupakan ilmu sastra yang mengkaji, menelaah, mengulas, memberi pertimbangan, memberi penilaian tentang keunggulan dan kelemahan atau kekurangan karya sastra.
2. Teori Sastra dan Sejarah Sastra
Sejarah sastra adalah bagian dari ilmu sastra yang mempelajari perkembangan sastra dari waktu ke waktu, periode ke periode sebagai bagian dari pemahaman terhadap budaya bangsa. Untuk mempelajari perkembangan sastra berbagai cara dilakukan peneliti sejarah sastra. Teeuw mengemukakan beberapa cara yang dapat dilakukan peneliti sejarah sastra, antara lain:
Dengan melihat pengaruh timbal balik antargenre sastra. Misalnya, bentuk syair dalam sastra klasik sering ditulis kembali dalam bentuk prosa,
Dengan melihat pengaruh antarkarya sastra. Misalnya, dalam hasil penelitian sastra ditemukan terjadinya kesamaan tema cerita dengan pengembangan yang berbeda. Novel Belenggu, misalnya memperlihatkan transformasi ide tentang keinginan wanita untuk maju yang telah terungkap dalam novel Layar Terkembang pada waktu sebelumnya. Korrie Layun Rampan mengemukakan pula cara untuk melihat perkembangan sejarah sastra Indonesia yaitu dengan membandingkan wawasan estetik, ciri-ciri, karakter, muatan tematik, setiap angkatan sastra. Dengan mempelajari hal tersebut, akan dapat diketahui perkembangan angkatan karya sastra dari waktu ke waktu, dari periode ke periode
Dari uraian tersebut jelas diketahui bahwa diperlukan teori sastra untuk menentukan perkembangan sejarah sastra. Untuk menentukan pengaruh timbal balik antargenre sastra, perkembangan tematik, ciri-ciri, karakter karya sastra diperlukan teori sastra dalam pengkajiannya. Sebaliknya, secara empiris, perkembangan karya sastra memberikan sumbangan pula terhadap perkembangan teori sastra. Demikianlah, dalam perkembangan sejarah sastra akan terjadi interaksi antara teori sastra dengan sejarah sastra.
3. Kritik Sastra dan Sejarah Sastra
dalam kegiatan kritik sastra, seorang kritikus sastra memberikan pertimbangan kepada penulisnya dengan menggunakan kaidah-kaidah, hukum, kriteria sastra yang menjadi landasannya dalam memberikan penilaian terhadap karya sastra. Walaupun kritik sastra bersifat subjektif, tetapi kesubjektifannya berada pada koridor sistem sastra.
Di sisi lain, perkembangan sejarah sastra suatu bangsa, suatu daerah, suatu kebudayaan, diperoleh dari penelitian karya sastra yang dihasilkan para peneliti sastra yang menunjukkan terjadinya perbedaan-perbedaan atau persamaan-persamaan karya sastra pada masa-masa tertentu. HB. Yasin, misalnya mengemukakan timbulnya Angkatan 66 karena tema-tema puisi atau prosa hasil karya penyair atau pengarang pada masa itu berbeda dengan tema-tema pada masa Angkatan 45. Korrie Layun Rampan mengemukan pergeseran wawasan estetik para pengarang menyebabkan timbulnya perubahan angkatan sastra.
E. Manfaat Teori, Kritik dan Sejarah Sastra
A. Manfaat Kritik Sastra
Manfaat dari kritik sastra tersebut dapat diuraikan menjadi tiga,yaitu:
1. Manfaat kritik sastra bagi penulis:
• Memperluas wawasan penulis, baik itu yang berkaitan dengan bahasa, objek atau juga tema-tema tulisan, serta juga teknik bersastra.
• menanamkan motivasi untuk menulis.
• Meningkatkan kualitas pada tulisan.
2. Manfaat kritik sastra bagi pembaca:
• Menjembatani kesenjangan antara pembaca serta karya sastra.
• Menumbuhkan kecintaan pembaca terhadapsuatu karya sastra.
• Meningkatkan kemampuan dalam mengapresiasi suatu karya sastra.
• Membuka mata hati serta juga pikiran pembaca akan nilai-nilai yang terdapat dalam suatu karya sastra.
3.Manfaat kritik sastra bagi perkembangan sastra:
• Mendorong laju perkembangan sastra, baik dengan secara kualitatif ataupun kuantitatif.
• Memperluas cakrawala atau juga permasalahan yang tedapat dalam karya sastra.
B. Manfaat Teori Sastra
a) Sebagai dasar untuk belajar sejarah sastra dan kritik sastra.
b) Mengetahui konsep-konsep dasar dalam bidang sastra.(prosa, puisi dan drama).
c) Mempermudah peneliti sastra dalam menganalisis kajian sastra.
C. Manfaat Sejarah Sastra
Manfaat mempelajari sejarah sastra ialah dapat memperluas wawasan dan pengetahuan dalam bidang bahasa dan sastra, melestarikan jati diri bangsa Indonesia, mengetahui perkembangan sastra dari masa ke masa, mengetahui persamaan dan perbedaan antara karya sastra lama dengan yang baru. Selain itu mempelajari sejarah sastra juga dianggap sebagai bentuk menghargai karya-karya sastra dari pengarang yang sudah lama. Sehingga dengan adanya sejarah sastra, kita jadi bisa menjadikannya motivasi untuk terus memajukan bangsa Indonesia.
BAB lll
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, teori sastra, kritik sastra, dan sejarah sastra memiliki keterkaitan ataupun hubungan. Teori sastra merupakan landasan awal para peneliti untuk mengkaji karya sastra yang ada.
Dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya orang menyukai sastra.Kata-kata mutiara,ungkapan-ungkapan yang bersifat persuasif yang merupakan salah satu ciri khas keindahan bahasa sastra sering kali digunakan orang dalam situasi berkomunikasi.Kenyataan ini menunjukkan bahwa terdapat kecenderungan orang ke arah bersastra.Untuk memahami dan menikmati karya sastra diperlukan pemahaman tentang teori sastra.Teori sastra menjelaskan kepada kita tentang konsep sastra sebagai salah satu disiplin ilmu humaniora yang akan mengantarkan kita ke arah pemahaman dan penikmatan fenomena yang terkandung di dalamnya. Dengan mempelajari teori sastra,kita akan memahami fenomena kehidupan manusia yang tertuang di dalam teori sastra.
Daftar Pustaka
https://sastrasatria.wordpress.com/2015/04/26/hakikat-teori-sastra/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kritik_sastra
https://www.indonesiana.id/read/155072/sejarah-sastra
https://www.dictio.id/t/apa-hubungan-teori-sastra-dengan-kritik-sastra-dan-sejarah-sastra/127460/2
Wellek & Warren A.(1993). Teori Kesusasteraan (Diindonesiakan Melami Budianta) Jakarta: Gramedia.
Komentar
Posting Komentar