Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2022

Pendidikan sastra

Pertemuan Ke 15 Materi Ke 14 Nama : Dwi Putri rahmadhani Nim : 22016097 Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd Pendidikan Sastra A. Pendahuluan Istilah sastra pendidikan, yaitu satra yang bersifat mendidik, sastra didaktis daripada sastra pendidikan. Sastra didaktis dibatasi sebagai karya sastra yang didesain utuk menjelaskan suatu cabang ilmu, baik yang bersifat teoretis maupun praktis, atau mungkin juga untuk mengukuhkan suatu tema atau doktrin moral, religi, atau filsafat dalam bentuk fiksi, imajinatif, persuasif, dan impresif (Abrams, 1981).  Pembelajaran sastra merupakan bagian dari pembelajaran bahasa. Dimasukkannya pembelajaran sastra ke dalam pembelajaran bahasa Indonesia kiranya dapat dimaklumi, karena secara umum, sastra adalah segala sesuatu yang ditulis. Pengertian semacam itu dianggap terlalu luas dan juga terlalu sempit. Dianggap terlalu luas karena, dengan demikian, semua buku termasuk sastra. Dianggap terlalu sempit dengan keberatan bahwa macam balada yang dinyanyik...

Hakikat Interpretasi Terhadap Karya Sastra

 Pertemuan Ke 14  Materi Ke 13 Nama : Dwi Putri rahmadhani Nim : 22016097 Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd Hakikat Interpretasi Terhadap Karya Sastra A. Latar Belakang Kajian sastra, apa pun bentuknya, berkaitan dengan suatu aktivitas yakni interpretasi (penafsiran). Kegiatan apresiasi sastra dan kritik sastra, pada awal dan akhirnya, bersangkutpaut dengan karya sastra yang harus diinterpreatasi dan dimaknai. Dalam hubungan ini, mula-mula perlu disadari bahwa interpretasi dan pemaknaan tidak diarahkan pada suatu proses yang hanya menyentuh permukaan karya sastra, tetapi yang mampu "menembus kedalaman makna" yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, interpreter (si penafsir) mesti memiliki wawasan bahasa, sastra, dan budaya yang cukup luas dan mendalam. 2. PEMBAHASAN 1. Hal-hal yang mempengaruhi interprestasi terhadap karya sastra Pendekatan hermeneutic merupakan suatu cara untuk memahami agama (teks kitab suci). Pendekatan ini dianggap tepat dalam memahami karya sastra de...

Pendekatan Ekspresif dan Pragmatik

 Pertemuan Ke 13 Materi Ke 12 Nama : Dwi Putri rahmadhani Nim : 22016097 Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd ENDEKATAN EKSPRESIF DAN PRAGMATIK A. PENDEKATAN EKSPRESIF Pendekatan ini dititikberatkan pada eksistensi pengarang sebagai pencipta karya seni.Pendekatan ini melihat pada kemampuan seorang pengarang dalam melahirkan suatu karya sastra. Kemampuan pengarang dalam menghasilkan suatu karya sastra menjadi objek kajian penelaah suatu karya sastra yang menggunakan pendekatan ekspresif.  Latar belakang seorang pengarang tentu mempengaruhi suatu karya sastra yang dibuatnya, misalnya saja pengarang itu seorang yang religius, tentu saja karya sastra yang dihasilkan akan bernuansa religi. Pengalaman seorang pengarang pada masa kecilnya juga dapat mempengaruhi karya sastra yang dibuatnya, semakin banyak pengarang itu memiliki konflik, maka semakin banyak karya yang dihasilkan. Pendekatan berorientasi pada penulis dapat dibagi dalam tiga pembahasan, yaitu: kritik biografi, kritik ...

Pendekatan Objektif dan Mimetik

Pertemuan Ke 12 Materi Ke 11 Nama : Dwi Putri rahmadhani Nim : 22016097 Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd Pendekatan Objektif dan Mimetik  1.) Pendekatan objektif       Pendekatan objektif merupakan pendekatan terpenting karena memiliki kaitan yang paling erat dengan teori sastra modern, khususnya teori-teori yang menggunakan konsep dasar srtuktur. Dalam hal ini, melalui teori strukturalisme, pendekatan objektif dapat memberikan hasilhasil yang baru sekaligus maksimal dalam rangka memahami karya sastra (Ratna, 2007, hlm. 72-73). Pendekatan objektif membatasi diri pada penelaahan karya sastra itu sendiri, terlepas dari soal pengarang dan pembaca. Dalam hal ini, kritikus memandang karya sastra sebagai suatu kebulatan makna, akibat perpaduan isi dengan pemanfaatan bahasa sebagai alatnya (Semi, 1989, hlm. 43-50).       Pendekatan objektif adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Diperjelas oleh Hasanudin (Abidin ...

Aliran Sastra

Pertemuan Ke 11 Materi Ke 10 Nama : Dwi Putri rahmadhani Nim : 22016097 Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd  ALIRAN SASTRA A. PENDAHULUAN Sastra memiliki berbagai macam mulai dari sastra sebagai seni, sastra sebagai ungkapan pendapat atau perasaan dari sang sastrawan, hingga sastra sebagai tempat bagi sastrawan untuk menuangkan ide-ide terhadap suatu hal. Banyaknya definisi sastra menjadi cikal-bakal adanya berbagai macam aliran sastra. Aliran dalam sastra biasanya merupakan cara menggambarkan prinsip dan pandangan hidup atau apa pun yang ingin disampaikan oleh sastrawan dalam karyanya. B. PEMBAHASAN Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik, dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat hubungannya dengan sikap/jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam karangannya. Pada prinsipnya, aliran sastra dibedakan menjadi dua bagian besar, yakni (1) idealisme, dan (2) materialisme. 1. Ade...

Puisi

 Pertemuan Ke 10 Materi Ke 9 Nama : Dwi Putri rahmadhani Nim : 22016097 Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd PUISI A. PENDAHULUAN Puisi merupakan bagian dari ilmu sastra. Sastra dalam bahasa Sansekerta berarti tulisan atau karangan. Puisi termasuk salah satu genre sastra yang berisi ungkapan perasaan penyair, mengandung rima dan irama, serta diungkapkan dalam pilihan kata yang cermat dan tepat (Depdikbud, 1997: 794). Ciriciri puisi dapat dilihat dari bahasa yang digunakan serta wujud puisi tersebut. Bahasanya mengandung rima, irama, dan kiasan. Wujud puisi dapat dilihat dari bentuknya yang berlarik membentuk bait, letak tertata, dan tidak mementingkan ejaan. Puisi dapat juga membedakan wujudnya dengan membandingkan dari prosa. Ada empat unsur yang merupakan hakikat puisi, yaitu: tema, perasaan penyair, nada puisi, serta amanat. Selain itu, ada lima unsur yang merupakan metode puisi terdiri dari diksi,pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif, ritma dan rima. Pengertian puisi se...

Drama

Pertemuan Ke 9 Materi Ke 8 Nama : Dwi Putri rahmadhani Nim : 22016097 Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd Drama A. Pendahuluan Drama berasal dari bahasa Yunani Draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak. Jadi drama bisa berarti perbuatan atau tindakan. Arti pertama dari Drama adalah kualitas komunikasi, situasi, actiom (segala yang terlihat di pentas) yang menimbulkan perhatian, kehebatan (axcting), dan ketegangan pada para pendengar. Arti kedua, menurut Moulton Drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action).Menurut Ferdinand Brunetierre : Drama haruslah melahirkan kehendak dengan action.Menurut Balthazar Vallhagen : Drama adalah kesenian melukiskan sifat dan sifat manusia dengan gerak. Arti ketiga drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan dan action dihadapan penonton (audience) Adapun istilah lain drama berasal dari kata drame, sebuah kata Perancis yang diambil oleh Diderot...

Prosa Fiksi

 Pertemuan Ke 8 Materi Ke 7 Nama : Dwi Putri rahmadhani Nim : 22016097 Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd Prosa Fiksi  A. Unsur-unsur Instrinsik Fiksi    pengertian prosa fiksi menurut Aminuddin dalam Djuanda dan Iswara (2006:158) adalah “kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tert  entu dengan pemeran, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasilimajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita”. Aminuddin (1985: 66) menyatakan bahwa istilah prosa fiksi atau cukup disebut karya fiksi, biasa juga disebut dengan prosa cerita, prosa narasi, narasi, atau cerita berplot. Pengertian prosa fiksi tersebut adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranananya, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.     Unsur Cerita Fiksi Teks cerita fiksi adalah karya sastra yang berisi cerita rekaan at...

Gendre Sastra

Pertemuan Ke 7 Materi Ke 6 Nama : Dwi Putri rahmadhani Nim : 22016097 Dosen pengampu : Dr. Abdurrahman, M.pd                                 Genre Sastra (Klasik Nusantara)                                   Bab I                           pendahuluan 1. Latar Belakang     Sastra telah hadir bahkan dari era nenek moyang kita. Sastra selalu berkembang mengikuti zaman yang terus maju. Namun sastra klasik tak lepas dari sejarah dunia sastra. Sampai sekarang sastra klasik masih bertahan dan dilestarikan oleh masyarakat. Nah disini penulis akan memaparkan tentang genre sastra (klasik nusantara). 2. Rumusan Masalah     a. Genre sastra klasik nusantara     b. Karakteristik sastra ...

Genre Sastra Modern

 Pertemuan Ke 6 Materi Ke 5 Pengantar Pengkajian Kesusastraan Teori Sastra,Kritik Sastra,dan Sejarah Sastra Nama: Dwi Putri Rahmadhani NIM: 22016097 Dosen Pengampu: Dr. Abdurrahman, M.pd Genre Sastra Modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia sastra adalah salah satu yang terbesar yang ada berkat banyaknya genre sastra yang ada. Genre sastra dapat diartikan sebagai karakteristik macam atau tipe kesastraan yang memilki berbagai macam karakteristik secara umum atau dapat dikategorikan berdasarkan gaya, isi, dan bentuk. Sastra merupakan sebuah karya yang menyangkutkan tentang masalah kehidupan sehingga sastra dapat memberikan informasi tentang permasalahan kehidupan. Sastra mengalami fase perkembangan yang dapat melahirkan berabagai macam genre-genrenya B. Pembahasan 1. Pengertian Genre Sastra Modern Sastra Modern adalah karya sastra yang dibentuk oleh unsur intrinsik dan Menggunakan bahasa/kata yang terpilih, diksi yang tepat. Mempunyai bahasa tuturan dan dialog(dalam prosa dan...

Teori Sastra,Kritik Sastra,dan Sejarah Sastra

Pertemuan Ke 5 Materi Ke 4 Pengantar Pengkajian Kesusastraan Teori Sastra,Kritik Sastra,dan Sejarah Sastra Nama: Dwi Putri Rahmadhani NIM: 22016097 Dosen Pengampu: Dr. Abdurrahman, M.pd BAB I  PENDAHULUAN A. Latar Belakang       Ilmu kesusastraan mempunyai beberapa bidang. Bidang-bidang itu adalah teori kesustraan, kritik kesusastraan dan Sejarah Kesusastraan. Lazimnya sebuah ciptasastra dibagi atas isi dan bentuk. Bentuk disebut juga struktur.    Perbandingan isi dengan bentuk bukanlah bagaikan isi dengan bungkus. Di dalam sebuah ciptasastra, isi tidaklah lebih penting dari bentuk. Karena itu ahli-ahli lebih cenderung menggunakan istilah “struktur” sebagai ganti istilah “bentuk”. Sebab dengan menggunakan istilah “bentuk” mungkin akan terjadi penafsiran “isi” lebih penting daripada “bentuk”. Sebuah ciptasastra yang bernilai ialah apabila adanya keharmonisan antara isi yang baik dengan struktur yang baik pula. Apa yang disajikan dan bagaimana menyajikan...